Teknologi sebagai Kunci Ketahanan Pangan: Mewujudkan Sistem Pangan yang Berkelanjutan dan Inklusif

Teknologi sebagai Kunci Ketahanan Pangan: Mewujudkan Sistem Pangan yang Berkelanjutan dan Inklusif

 

Penulis : Masya Afanda

Mahasiswa : Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Indoaktual, Yogyakarta, Teknologi telah menjadi elemen krusial dalam upaya menghadapi tantangan ketahanan pangan di era modern. Dengan populasi dunia yang terus bertambah dan tekanan terhadap sumber daya alam yang semakin besar, inovasi teknologi menawarkan solusi untuk meningkatkan produktivitas pangan, mengurangi pemborosan, dan menjaga keberlanjutan lingkungan. Penggunaan teknologi seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan, drone, dan rekayasa genetika telah mengubah cara manusia memproduksi, mendistribusikan, dan mengelola pangan. Namun, untuk memaksimalkan manfaat teknologi, diperlukan pendekatan yang inklusif dan berkeadilan agar setiap lapisan masyarakat dapat merasakan dampaknya.

Salah satu contoh penerapan teknologi yang berhasil adalah penggunaan IoT dalam pertanian presisi di Indonesia. Dengan sensor tanah dan cuaca yang terhubung secara digital, petani mampu mengelola penggunaan air dan pupuk secara efisien. Hasilnya, di daerah seperti Kulon Progo, Yogyakarta, program ini mampu meningkatkan hasil panen hingga 25% dan mengurangi penggunaan air hingga 30%. Selain itu, kecerdasan buatan membantu memprediksi pola cuaca sehingga risiko seperti kekeringan atau banjir dapat diantisipasi lebih awal. Inovasi semacam ini memberikan harapan baru dalam memperkuat ketahanan pangan di tengah perubahan iklim yang semakin tidak menentu.

Namun, teknologi tidak lepas dari tantangan. Banyak petani kecil di wilayah terpencil yang menghadapi kendala akses terhadap perangkat teknologi karena biaya yang tinggi dan keterbatasan infrastruktur. Di banyak daerah, jaringan internet masih belum memadai untuk mendukung penggunaan alat berbasis digital. Selain itu, minimnya pelatihan teknis menyebabkan sebagian petani kesulitan mengoptimalkan manfaat dari teknologi yang tersedia. Tanpa intervensi yang terkoordinasi, kesenjangan akses ini berisiko memperdalam ketimpangan dalam sistem pangan.

Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Pemerintah dapat berperan dengan menyediakan subsidi teknologi dan memperkuat infrastruktur digital. Sektor swasta dapat mendukung melalui pengembangan perangkat teknologi yang lebih terjangkau dan program pelatihan berbasis komunitas. Sementara itu, lembaga pendidikan dan penyuluhan dapat membantu meningkatkan literasi digital di kalangan petani sekaligus memadukan pendekatan teknologi modern dengan kearifan lokal yang sudah ada.

Teknologi memiliki potensi besar untuk membawa perubahan positif dalam sistem pangan global. Namun, keberhasilan implementasinya tergantung pada bagaimana teknologi tersebut diterapkan secara inklusif dan berkelanjutan. Dengan kerja sama yang erat di antara berbagai pihak, ketahanan pangan di masa depan dapat terwujud, menjamin ketersediaan pangan yang cukup, aman, dan berkelanjutan untuk semua.

 

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال