Peluang di Era Global: Apa yang Bisa Indonesia Pelajari dari Pendidikan Brunei? |
Indoaktual, Yohyakarta, Kemampuan di bidang teknologi informasi (IT) dan penguasaan Bahasa Inggris adalah keterampilan penting yang mendukung generasi muda untuk menghadapi tantangan global. Keduanya bukan sekadar keterampilan teknis, tetapi juga menjadi jendela bagi siswa untuk memperluas wawasan, beradaptasi dengan teknologi modern, dan berkomunikasi secara efektif di ranah internasional. Sayangnya, di Indonesia, pendidikan IT dan Bahasa Inggris masih terbatas dan belum sepenuhnya terintegrasi dalam kurikulum utama, khususnya di tingkat sekolah dasar (SD). Di Negara Indonesia memperoleh skor 0,603, dan dulu Indonesia berada di posisi 108 di dunia serta hanya sebanyak 44% penduduk Indonesia yang menuntaskan pendidikan menengah. Sebaliknya, Di Negara Brunei Darussalam memperoleh skor EDI sebesar 0,692 dan juga Brunei Darussalam menempati posisi ke - 30 di dunia. Dengan membandingkan kedua negara ini, kita dapat memperoleh inspirasi untuk memperkuat pendidikan di Indonesia.
Kondisi Pengajaran Bahasa Inggris dan IT di Indonesia dan Brunei Darussalam
Indonesia, sebagai negara dengan penduduk yang sangat besar, menghadapi tantangan besar dalam meningkatkan keterampilan Bahasa Inggris dan literasi digital di kalangan pelajar. Meskipun Bahasa Inggris telah menjadi pelajaran wajib di jenjang sekolah menengah, di tingkat SD pelajaran ini masih dianggap sebagai pelajaran tambahan yang tidak menjadi fokus utama kurikulum. Pembelajaran IT di SD bahkan masih bersifat ekstrakurikuler, yang berarti hanya siswa yang memilih kegiatan ini yang akan mendapatkannya, sementara mayoritas siswa tidak terpapar keterampilan IT secara memadai.
Berbeda dengan Indonesia, Brunei Darussalam memiliki sistem yang lebih terstruktur dalam pengajaran Bahasa Inggris dan IT. Dengan jumlah penduduk yang lebih kecil, Brunei memiliki kemampuan untuk menerapkan kurikulum komprehensif yang mengintegrasikan kedua keterampilan ini sejak awal. Melalui Sistem Pendidikan Nasional Abad 21(SPN 21), Bahasa Inggris dan teknologi telah menjadi bagian utama kurikulum. Siswa di Brunei belajar dua bahasa sejak dini, yaitu Bahasa Melayu dan Bahasa Inggris, yang memberi mereka keuntungan untuk berkomunikasi dan memahami literatur global yang sebagian besar berbahasa Inggris.
1. Penguasaan Bahasa Inggris: Tantangan Bagi Indonesia dan Kelebihan Brunei
Penggunaan Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua di Brunei memberikan siswa keunggulan dalam keterampilan bilingual. Di sana, Bahasa Inggris tidak hanya diajarkan sebagai mata pelajaran mandiri, tetapi juga digunakan sebagai bahasa pengantar dalam pelajaran lain seperti sains dan matematika. Lingkungan bilingual ini memungkinkan siswa Brunei lebih mudah mengakses sumber daya internasional dan meningkatkan keterampilan komunikasi mereka di kancah global.
Sebaliknya, di Indonesia, Bahasa Inggris di tingkat SD belum menjadi bagian utama kurikulum dan hanya menjadi pelajaran tambahan di sebagian sekolah saja. Hal ini mengakibatkan banyak siswa tidak memiliki fondasi Bahasa Inggris yang kuat ketika masuk jenjang yang lebih tinggi. Kurangnya lingkungan berbahasa Inggris di luar sekolah juga membuat siswa Indonesia kesulitan dalam mempraktikkan keterampilan bahasa mereka. Untuk meningkatkan penguasaan Bahasa Inggris, Indonesia dapat mencontoh Brunei dengan menjadikan Bahasa Inggris sebagai bagian integral dari kurikulum SD, bukan sekadar pelajaran tambahan. Program-program berbasis praktik, seperti debat, klub bahasa, dan kegiatan ekstrakurikuler berbahasa Inggris, juga dapat membantu siswa dalam memperkaya keterampilan bahasa mereka.
2. IT dalam Pendidikan: Literasi Digital yang Belum Merata
Literasi digital adalah keterampilan mendasar yang sangat penting di era digital ini. Di Brunei, kurikulum SPN 21 mewajibkan siswa menguasai literasi digital sejak dini. Setiap siswa belajar keterampilan IT sebagai bagian dari kurikulum wajib, mulai dari pengenalan komputer hingga keterampilan yang lebih kompleks seperti pemrograman dan analisis data. Ini memberi siswa Brunei bekal literasi digital yang mereka butuhkan untuk memasuki dunia kerja yang semakin mengandalkan teknologi.
Di Indonesia, literasi digital pada umumnya hanya tersedia sebagai ekstrakurikuler di sekolah dasar, yang berarti hanya sebagian kecil siswa yang mengakses pelajaran ini. Sebagai akibatnya, kemampuan IT siswa Indonesia menjadi sangat bervariasi, tergantung pada lokasi sekolah dan kondisi ekonominya. Sekolah-sekolah di daerah perkotaan umumnya memiliki fasilitas IT yang memadai, sementara di pedesaan banyak yang masih kekurangan komputer dan akses internet. Disparitas ini menyebabkan kesenjangan yang signifikan dalam literasi digital antara siswa di perkotaan dan pedesaan.
Untuk memperbaiki kondisi ini, pemerintah perlu mempercepat penyediaan infrastruktur IT di seluruh wilayah Indonesia. Kerja sama dengan sektor swasta, seperti perusahaan teknologi, dapat menjadi solusi untuk menyediakan perangkat komputer dan akses internet di sekolah-sekolah terpencil. Selain itu, pelatihan digital bagi guru sangat penting agar mereka dapat mengajarkan literasi digital dengan efektif kepada siswa.
3. Ketersediaan Sumber Daya dan Pelatihan Guru
Salah satu kekuatan Brunei dalam pengajaran Bahasa Inggris dan IT adalah dukungan yang kuat terhadap sumber daya pendidikan dan pelatihan guru. Dengan skala pendidikan yang lebih kecil, Brunei dapat lebih fokus dalam menyediakan pelatihan berkelanjutan bagi guru di bidang IT dan Bahasa Inggris. Guru-guru di Brunei mendapatkan pelatihan yang memadai untuk meningkatkan kemampuan mengajar kedua keterampilan ini, sehingga mereka dapat memberikan pendidikan berkualitas kepada siswa.
Indonesia, dengan jumlah sekolah yang jauh lebih banyak, menghadapi tantangan dalam penyediaan pelatihan yang merata bagi guru. Banyak guru di daerah terpencil yang belum mendapat pelatihan yang memadai dalam mengajar IT dan Bahasa Inggris. Untuk menghadapi kendala ini, Indonesia dapat mengadopsi pendekatan serupa dengan Brunei, yaitu memperbanyak pelatihan digital bagi guru. Selain itu, pemerintah bisa menciptakan platform pembelajaran online yang dapat diakses oleh guru di seluruh Indonesia, sehingga mereka dapat terus belajar dan meningkatkan keterampilan mengajar mereka.
4. Lingkungan Belajar yang Mendukung Bilingualisme dan Literasi Digital
Lingkungan belajar yang mendukung bilingualisme dan literasi digital menjadi salah satu keunggulan pendidikan di Brunei. Penggunaan Bahasa Inggris dan teknologi dalam kelas membuat siswa terbiasa dengan lingkungan global yang sangat membutuhkan keterampilan tersebut. Dengan ini, siswa Brunei memiliki keunggulan dalam hal komunikasi global dan beradaptasi dengan teknologi baru.
Di Indonesia, ada kebutuhan mendesak untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih mendukung pengembangan keterampilan Bahasa Inggris dan IT. Salah satu caranya adalah dengan mengintegrasikan Bahasa Inggris dan teknologi ke dalam kegiatan sekolah sehari-hari. Program seperti klub bahasa, debat berbahasa Inggris, atau proyek berbasis teknologi dapat membantu siswa membiasakan diri dengan keterampilan yang mereka butuhkan di dunia kerja.
Inspirasi dari Brunei untuk Meningkatkan Pendidikan IT dan Bahasa Inggris di Indonesia
Membandingkan kemampuan IT dan Bahasa Inggris di Indonesia dan Brunei menunjukkan bahwa meskipun Indonesia memiliki potensi besar, masih ada tantangan besar yang perlu diatasi agar kualitas pendidikan kedua keterampilan ini dapat merata di seluruh wilayah. Sistem pendidikan Brunei yang lebih terstruktur dan fokus pada pengembangan keterampilan abad ke-21 dapat menjadi inspirasi yang berharga bagi Indonesia.
Untuk meningkatkan kemampuan IT dan Bahasa Inggris di kalangan siswa, Indonesia bisa mengadopsi beberapa strategi dari Brunei. Misalnya, dengan menjadikan Bahasa Inggris dan IT sebagai bagian dari kurikulum utama di tingkat sekolah dasar, memperluas pelatihan bagi guru, dan menyediakan infrastruktur teknologi yang merata di seluruh wilayah. Pemerintah Indonesia, dengan dukungan masyarakat dan sektor swasta, dapat menciptakan sumber daya pendidikan yang berkualitas sehingga siswa di semua daerah memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang.
Dengan langkah-langkah ini, Indonesia dapat membangun generasi muda yang tidak hanya siap bersaing secara global, tetapi juga mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan negara.
Penulis : Wike Aprianti
Pendidikan : Manajemen Pendidikan Islam
Apiliasi : Mahasiswa Universitas Darunnajah
Email : wike.apriantii@gmail.com